Cerpen Rasa Ini
06.15
RASA INI
Senin pertama pada bulan Mei ini menjadi hari tersibuk bagi Naila, sebelumnya dia tidak pernah sesibuk ini. Pensi sekolah SMAN 76 Jakarta sudah semakin dekat, waktu yang semakin mepet membuat panitia pensi menjadi sangat sibuk. Pensi yang akan diadakan di akhir Mei akan mengundang beberapa penyanyi yang sedang hits sekarang ini, salah satunya adalah Raisa. Naila menjadi panitia yang mengurus administrasi siswa yang ingin mendaftar pengisi acara pensi.
Naila di sekolahnya dikenal sebagai cewek yang cuek tapi sangat friendly sangat sedikit orang yang tidak mengenal Naila. Salah satunya adalah Rama yang tidak mengenal Naila. Rama seorang cowok populer yang sangat diidolakan oleh para kaum wanita di SMAN 76. Siapa yang tidak tentang Rama, cowok yang jago olahraga dan juga musik, dia seorang pianis. Tapi Rama tidak mengenal Naila.
Sudah hampir tiga tahun Naila memendam rasa kepada Rama. Awalnya Naila yang luluh akan kebaikan Rama ketika mereka ospek. Ketika ospek dulu Naila lupa membawa makanan yang disuruh oleh senior tapi berkat Rama, Naila tidak jadi dihukum oleh senior. Rama memberikan makanan lebih kepada Naila. Kebetulan saja Rama membawa makanan lebih dari satu.
Perbuatan baik yang sangat singkat ini membuat hati Naila luluh sampai sekarang ini. Naila sudah bosan dan capek mendengar berita Rama yang sering sekali gonta-ganti pacar. Sekarang Rama sedang berpacaran dengan bidadari sekolah anak kelas 12 IPA 3, anak yang paling populer di SMAN 76, tidak hanya populer tapi juga kaya. Tidak ada yang bisa mendekati Rama sekarang karena dia sudah menjadi milik cewek yang paling populer dan paling berkuasa di sekolah. Tania adalah pacar Rama sekarang yang dikenal bidadari sekolah.
“Gue mau daftar pensi dong” Rama yang tiba-tiba datang ke ruang OSIS yang sedang sibuk-sibuknya mengurusi pensi yang sebentar lagi. Suara khas yang dimiliki Rama membuat Naila tahu siapa yang berbicara walaupun dia tidak melihat wajahnya.
“Laaa, ini ada yang mau daftar pensi” Roni memanggil Naila yang sedang sibuk dengan daftar pengisi acara pensi.
“Langsung aja ke Naila disebalah sana, dia yang ngurus pengisi acara pensi”
“Oke, makasih ya”
Rama yang tiba-tiba jalan mendekati Naila membuat jatung Naila berpacu semakin cepat walaupun dia tidak melihat siapa yang mendekat.
“Hai, gue Rama mau daftar ngisi acara pensi”
“Eh iya, gue catet ya. Oiya ntar rundown gue kasih H-1”
“Oke”
Percakapan yang singkat ini sangat berarti dalam hidup Naila. Naila tidak banyak berharap dari Rama, dia hanya ingin percakapan singkat. Dari percakapan singkat mungkin akan menjadi sebuah pengaruh besar dalam hidup Naila. Setelah percakapan singkat itu tiba-tiba entah dari mana Tania datang ke ruang OSIS menjemput Rama yang sedang mendaftar sebagai peserta pensi.
“Kamu udah daftarnya?” Tania sambil melihat sinis mata Naila lekat-lekat
“Udah kok, ini baru selesai”
“Yaudah, Ram aku laper, makan yuk” dengan menggunakan nada yang manja membuat orang yang ada di dalam ruang OSIS jijik mendengarnya. Mereka adalah salah satu pasangan yang paling tidak diharapkan di sekolah. Sebenarnya mereka dalam segi fisik mereka sangat serasi karena Rama yang memiliki ketampanan yang bisa membuat hati wanita meleleh ketika melihat pertama kali dan Tania memiliki wajah cantik, rambut panjang, tinggi semampai, fisik indah yang sangat diimpikan oleh kaum wanita semuanya dia miliki. Tapi mereka pasangan yang paling tidak disukai di sekolah karena sifat Tania yang sangat over protective kepada Rama sehingga setiap cewe di sekolah tidak bisa sedikit saja dekat dengan Rama, sekalipun senior. Pernah ada senior yang mencoba mendekati Rama tapi akhirnya berujung sia-sia. Semua yang mendekati Rama pasti berujung sia-sia. Naila pernah berpikir untuk mendekati Rama tapi Naila berpikir ulang, jika dia mendekati Rama berharap Rama mendekat juga itu adalah harapan yang paling sia-sia seumur hidup. Jadi sekarang Naila hanya memandang Rama dari jauh.
“Tidak perlu memilikimu, melihatmu dari jauh saja aku bahagia. Mungkin suatu saat nanti kamu bisa ku gapai tapi entah kapan, aku hanya bisa berdoa”
Kata-kata tersebut selalu muncul ketika Naila melihat Rama bersama Tania. Naila melihat adegan pasangan yang sedang bermanja-manja di depannya dia hanya bisa menunduk, rasanya sangat miris memandam rasa seperti ini.
Sekarang sudah H-1 pensi, anak-anak osis sangat sibuk mempersiapkan segala sesuatunya untuk besok. Pensi di sekolah ini merupakan acara tahunan yang wajib diadakan dan harus menjadi acara yang “pecah”. Naila lagi-lagi sibuk dengan segala tumpukan kertas administrasi yang seharusnya sudah dikasih ke anak acara, tapi karena Naila kemarin sakit, jadi keteteran.
“Hai Nai lagi subuk banget?” tiba-tiba entah dari mana Titan sudah ada di depan Naila
“Hai Tan, iya sibuk banget nih besok udah hari H”
“Oh yaudah semangat ya Nai, ini buat lo” Titan menyodorkan minuman dingin yang sengaja dia bawa dari kantin
“Eh, makasih Tan” Naila memamerkan barisan giginya dnegan sangat lebar.
“Lo cantik banget si Nai” Titan berbisik.
Titan jatuh cinta sama Naila karena senyumnya dia dan sifat periangnya dan jarang ditemui oleh cewek kebanyakan.
“Eh kenapa Tan?” Naila yang samar-samar mendengar ucapan Titan tadi, ingin memastikan Titan ngomong apa sebenarnya.
“Ah bukan apa-apa Nai. Nai rundown udah ada? Gue kesini mau minta rundown. Gue disuruh sama Rama”
“Ah rundown nanti gue kasih deh, gue belom ngasih ini ke anak acara”
“Yaudah ntar kabarin gue yak kalo udah jadi”
“Siap Tan” Naila mengcungkan jempolnya mantap
“Makasih Nai, gue balik kelas dulu ya. Bye”
Titan salah satu cowok populer di sekolah, karena dia jago banget main gitar dan punya tampang yang ganteng seperti sahabatnya Rama. Rama dan Titan smempunyai satu grup yang sama, mereka bersahabat sejak kecil. Rama dan Titan rumahnya sangat berdekatan sehingga mereka sangat dekat sekali. Titan sudah lama suka sama Naila, sudah tiga tahun, tapi dia belum siap buat bilang ke Naila, karena dia takut akan kecewa. Tiga tahun yang lalu pertama kali Titan jatuh cinta dengan Naila, dia melihat Naila yang sedang tertawa lepas di depan kelasnya, melihat dari kejauhan, perhatiannya tidak mau lepas dari Naila. Dia baru pertama kali melihat cewek seperti Naila. Hanya dengan senyum Naila, Titan bisa jatuh cinta.
Sudah menjelang sore, rundown baru selesai ditulis oleh anak acara, Naila yang berjanji memberikan rundown kepada Rama langsung menghubungi Rama lewat chat. Sekitar setengah jam Naila menunggu Rama datang ke ruang OSIS untuk mengambil rundown acara pensi besok. Sudah menjelang sore tapi ruang OSIS masih ramai, beberapa anak ada yang dilapangan menata panggung dan Naila menunggu Rama di ruang OSIS.
“Rundown udah ada?” tiba-tiba Rama datang dan langsung menemui Naila di mejanya
“Eh ini udah. Lu besok tampil pertama” Naila langsung memberikan kertas yang berisikan susunana acara besok dengan perasaan kasmaran, jantungnya berdetak tidak karuan. Seringkali Naila merasakan hal seperti ini, jantungnya tidak menentu setiap bertemu dengan Rama. Tapi Naila sadar Rama tidak mungkin bisa dimiliki, karena Rama sudah menjadi milik Tania.
Menjadi seorang pengagum rahasia sangatlah susah, harus memendam perasaan, tidak tahu harus mengungkapkannya seperti apa, cemburu tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Naila menjadi pengagum rahasia sudah hampir tiga tahun, dia sudah jago dalam urusan menyimpan segala perasaan, emosi, melihat cowok yang disukainya bersama orang lain. Naila tidak tahu ini cinta atau sekedar obsesi.
“Eh lo kenapa, bengong gitu?” tiba-tiba Rama menyadarkan lamunan Naila. Tanpa sadar ternyata Naila bengong daritadi sambil menatap Rama, terkesima.
“Nama lo siapa? Gue sering banget ketemu lo tapi gue gatau nama lo siapa” Rama nyodorkan tangannya ke Naila untuk bersalaman.
“Nama gue Naila, panggil aja Nai” Naila menyambut salaman tangan Rama dengan muka yang malu.
“Kayanya kita pernah ketemu deh ya?”
“Iya dulu kita pernah satu cluster pas ospek”
Semasa ospek OSIS selalu membagi kelas sementara disebutnya cluster. Dulu Rama dan Naila satu cluster dan mereka dekat tapi setelah selesai ospek mereka di kelas yang berbeda. Rama mulai asik dengan temannya sendiri tapi Naila tetap menyimpan kenangannya bersama Rama.
“Lah emang iya?”
“Iya, lo inget gak dulu lo ngasih makanan ke gue gara-gara gue lupa bawa makanan yang disuruh sama OSIS?”
“Oh iya gua inget. Jadi lo Naila yang itu? Maaf gue lupa”
“Iya gakpapa, emang gak penting juga diinget sih”
“Haha. Gak gitu. Lo apa kabar?”
“Baik kok, lo gimana?”
“Baik juga”
Setelah mereka asik membicarakan kenangan yang lalu ketika ospek dulu, mereka diakhiri oleh kedatangan Tania yang tiba-tiba saja muncul di ruang OSIS.
“Kamu ngapain disini”
Tania menanyakan Rama dengan nada menyelidik
“Ini ngambil rundown acara besok”
“Ayo pulang, udah sore. Ngapain si lama-lama di dalem ruang pengap kaya gini”
“Yauda, Nai gue balik duluan ya” Rama langsung pamit ke Naila karena ratunya sudah menyuruh pulang.
“Iya Ram” Naila menjawabnya dengan malu dan takut.
Selama ini belum ada yang bisa mengambil Rama dari penjara ratu sekolah ini selama mereka masih berpacaran. Seringkali anak-anak cewek di sekolah mendekati Rama tapi akhirnya berujung tragis. Tania termasuk cewek populer yang punya kekuasaan sekolah, dia mempunyai teman banyak dan banyak juga musah yang dia punya. Cewek-cewek yang berani mendekati Rama sebentar saja, tidak lama lagi cewek itu akan dibully abis-abisan oleh geng Tania.
Tidak lama setelah Rama pulang, Naila ikut pulang ke juga, niat Naila pulang cepat untuk menyiapkan tenaga pensi besok karena besok bakalan jadi hari paling sibuk dan paling capek. Naila mengendarai motornya dengan sangat pelan, karena dia malas ngebut-ngebut dan berbahaya juga. Ketika melawati salah satu restoran kecil di pinggir jalan Naila melihat Rama yang sedang makan bersama Tania. Naila melihat mereka tertawa bersama, kehidupan cinta mereka sangat sempurna. Naila pesimis dengan keadaannya, dia hanya wanita biasa yang mengagumi seorang pria kelas atas seperti Rama.
Naila membayangkan bagaimana rasanya menjadi di posisi Tania, memiliki Rama seutuhnya. Naila pulang dengan perasaan cemburu tapi tidak tahu harus seperti apa, memendam perasaan seperti ini sangat sakit. Sesampainya di rumah Naila langsung masuk kamar dan mandi. Setelah mandi Naila melihat ponsel yang daritadi tidak dia keluarkan dari dalam tas.
Dia melihat satu pesan chat dari Titan.
Nai dimana? Anterin gue yuk – Titan
Anterin kemana – Naila
Ke gramedia nyari buku, abis itu makan – Titan
Kebetulan saja ibu Naila sedang tidak ada di rumah, ibunya sedang pergi ke luar kota urusan bisnis. Keluarga Naila termasuk keluarga yang sibuk, jarang sekali orang ada di rumahnya. Rumahnya sangat sepi, kakaknya Naila, Bang Dani jarang sekali pulang kerumah karena sedang mengurus usahanya. Naila seringkali kesepian.
“Assalamualaikum, Naila”
Titan sudah sampai depan rumah Naila.
“Waalaikumsalam, sebentar Tan gue lagi prepare”
“Oke deh”
Titan menunggu Naila di halaman depan rumah. Halaman rumah Naila tidak besar tapi nyaman jika untuk duduk bersantai. Setelah 10 menit, Naila keluar dengan baju yang sangat santai tapi rapih. Dia hanya menggunakan celana jeans dan kaos polos.
“Ayo langsung cabut aja” ajak Naila
“Yaudah, kunci rumah lo”
“Iya, bawel”
Naila dan Titan berteman cukup dekat. Titan memendam perasaan kepada Naila tapi dia sadar jika dia menyatakan perasaannya sekarang dia tidak akan bisa jalan sebebas ini bersama Naila, karena akan menjadi canggung. Titan sekarang menikmati masanya bersama Naila. Malam itu Titan dan Naila menikmati waktu mereka bersama.
Sudah hari H pensi SMAN 76 Jakarta. Hari ini bakalan jadi hari yang paling dinanti dan paling meriah untuk anak-anak SMAN 76. Pensi kali ini bakalan jadi pensi yang paling “pecah” karena mengundang beberapa artis hits, tidak hanya Raisa saja tapi beberapa penyanyi ternama lain juga ada. Penampilan pertama adalah penampilan dari Rama. Rama memainkan solo piano. Semua cewek-cewek jatuh hati melihat Rama diatas panggung, memainkan jari-jarinya diatas piano. Naila semakin jatuh cinta kepada Rama. Dia memandang Rama sangat lekat-lekat. Tiba-tiba saja Tania membuyarkan pemandangan indah yang dilihat oleh Naila.
“Lo ngapain liatin cowok gue? Oh gue tau, lo suka sama cowo gue? Gak usah berharap deh lo bakalan dapetin Rama, karena Rama punya gue”
“Lo baru pacaran sama dia, bukan nikah. Udah muak gue ngeliat kelakuan lo ke anak-anak lain. Nge bully mereka gara-gara mereka mau deket sama Rama. Gue tau lo pacarnya tapi lo gak boleh egois kaya gitu. Lo inget kalo lo tuh bukan istrinya”
Naila yang tidak tahan dengan segala sesuatu yang dia pendam karena kelakuan Tania selama ini.
“Lo berani sama gue?! Lo cemburu gue pacarnya Rama?! Ah udah gila lo ya, bukan siapa-siapanya Rama tapi lo kaya gini. Jalang lo”
“Lo bilang apa?! Gue jalang?! Disini orang juga tau siapa yang sebenernya jalang, gue atau lo!”
Adu mulut yang terjadi antara Naila dan Tania terdengar semua panitia di belakang panggung. Mereka langsung memisahkan keduanya, karena Tania sudah mulai bermain fisik. Titan yang diberi kabar Naila berantem langsung menuju ke belakang panggung untuk memisahkan mereka.
“Nai udah lepasin Nai” Titan mencoba memisahkan keduanya
“Udah Tan gue udah muak sama nih ratu sekolah. Gue kesel sama dia”
“Eh lo gausah ikut campur urusan gue sama Naila deh!” Tania meneriaki Titan yang sedang mencoba memisahkan keduanya.
Titan yang tidak tahan lagi langsung memanggil Rama yang baru saja selesai tampil.
“Ram Naila sama Tania berantem!”
“Dimana?!”
“Di samping panggung! Cepetan mereka gamau dengerin gue”
Rama langsung lari ke samping panggung.
“Tania lepasin! Lo kenapasi?!”
“Apa salahnya si gue over protective sama lo?! Gue sayang sama lo Ram. Gue gak mau lo pergi dari gue. Makanya gue selalu ngeganggu cewek-cewek yang mau deketin lo.”
“Tan gue muak sama kelakuan lo selama ini. Gara-gara lo gue susah nyari temen, gue sadar selama ini ternyata gue gak nyaman sama lo. Gue baru rasain sekarang”
Naila yang sudah dilepaskan dari jambakan Tania, dia melihat drama yang sedang terjadi di depannya secara langsung ini.
“Udah lah kita putus aja. Gue udah gak tahan sama kelakuan lo”
“Tapi Ram?!!” Tania membulatkan matanya mendengar ucapan Rama. Rama langsung pergi begitu saja.
Setelah kajadian di pensi itu. Banyak cewek-cewek yang bebas mendekati Rama, karena Rama juga sudah bukan milik siapapun. Dari sini Naila mulai mendekati Rama juga dengan caranya sendiri. Naila mencoba mendapatkan hati Rama, dan Titan mencoba mendapatkan hati Naila, walaupun Titan tahu Naila mulai mendekati sahabatnya. Mungkin cerita cinta SMA ini akan selesai jika salah satu dari mereka bertemu orang yang baru.
0 komentar